Kata orang, perempuan cantik itu identik dengan warna kulitnya yang putih, dengan semburat rona kemerahan di wajahnya. Tubuhnya tinggi dan langsing, jari-jarinya lentik, tutur sapanya lemah lembut, semua tindak-tanduknya diperhitungkan dengan matang, pintar mengurus rumah dan memasak. Namun apakah benar, begitulah tolak ukur seorang perempuan cantik dan sempurna?
Terutama mindset wanita yang cantik itu kulitnya putih. Mindset ini terbentuk dari banyak hal, seperti informasi, pendapat, dan stigma yang beredar bahwa cantik itu haruslah putih. Apa itu stigma? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia V, stigma berarti ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya.
Stigma ini bukan hanya beredar di Indonesia ternyata. Di beberapa negara, yang menjadi standar kecantikan adalah kulit putih. Tak heran memang, sebab kita dibesarkan dengan cerita-cerita putri berkulit fair dan bibir merah dari barat. Kita pun terbiasa dengan boneka Barbie yang sebagian besarnya memiliki kulit putih, juga dengan perbedaan perlakuan antara orang berkulit putih dan berwarna di sekitar kita.
Stigma ini akhirnya dimanfaatkan oleh produsen produk-produk kecantikan untuk semakin banyak memproduksi produk pemutih kulit, dan pada akhirnya bersama dengan media, stigma ini digoreng untuk mempropagandakan bahwa perempuan cantik itu putih.
Pada akhirnya bisa ditebak, stigma ini pada akhirnya bagai menuntut banyak wanita untuk memutihkan kulitnya, semakin banyak perempuan tergerak untuk menjadikan warna kulitnya terlihat jauh lebih putih dari asalnya, dengan berbagai cara.
Meski terkadang, bukan dengan cara yang baik.
'Perempuan Cantik Itu Putih', Sebuah Bukti Stigma yang Beredar di Masyarakat
Nggak usah jauh-jauh, dalam lingkaran pertemanan saja kita sudah bisa melihat berbagai contoh. Aku ingat betul saat sekolah dulu, salah seorang teman, sebut saja namanya Mawar, terobsesi punya kulit putih. Warna asli kulitnya memang sawo matang, sesuai dengan faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya yang asli Indonesia.
Obsesinya itu menjadikan Mawar mencoba berbagai cara untuk mendapatkan wajah putih mulus. Sampai pada suatu hari di sekolah, teman-teman sekelas melihat sendiri kulit wajahnya mengelupas, literally mengelupas seperti ular berganti kulit. Dan beberapa hari setelahnya, wajahnya sudah benar-benar terlihat putih dan mulus. Sementara selain wajahnya, masih berwarna sawo matang.
Perempuan cantik itu putih, sebuah stigma. |
Seorang temanku yang lain tak mau kalah. Kali ini, mari kita sebut ia Melati. Mirip dengan Mawar, Melati punya warna kulit eksotik asli negeri khatulistiwa ini: sawo matang, hanya saja sedikit lebih tua. Melati yang bertubuh tinggi langsing ini tak puas dengan pemberian dari Tuhan, ia selalu menyalahkan diri sendiri karena ia belum bisa memenuhi stigma yang beredar di masyarakat: perempuan cantik itu putih.
Dan beberapa waktu tak bertemu, pada suatu ketika aku bertemu dengan penampilan baru si Melati: putih pucat dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Satu hal yang aku notice dari Mawar dan Melati: keduanya tak bisa lama-lama berada di bawah sinar sang surya, sebab kulitnya langsung memberikan reaksi kemerahan sebab tak ada lagi melanin sebagai pigmen warna sebagai proteksi. Keduanya pun tiba-tiba menjadi putih secara tidak wajar, hingga satu hal yang kini terpikirkan olehku: mereka terjerat merkuri sebagai bahan pemutih.
Obsesi Perempuan Cantik Itu Putih dan Merkuri Sebagai Pemutih Instan
Tidak ada yang instan di dunia ini, bahkan untuk menikmati sepiring mie instan saja kita masih harus menunggunya matang selama beberapa menit. Begitu pula untuk mendapatkan kulit putih bersih itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, terutama untuk kulit asli wanita Indonesia yang dikaruniai kulit sawo matang untuk menghadapi panasnya matahari yang bersinar sepanjang tahun.
Kompetisi tinggi di antara para wanita ini berujung pada cara berbahaya: menggunakan pemutih 'instan', salah satunya adalah merkuri. Masih ingat dengan dua kasus yang aku contohkan di atas? Keduanya terindikasi menggunakan pemutih abal-abal yang mengandung merkuri, sehingga bisa cepat merubah warna kulit.
Pada memang benar bahwa merkuri bisa dikatakan sebagai pemutih instan, tapi akan ada efek samping yang akan kita tanggung setelahnya, apalagi bila digunakan dalam jangka panjang.
Contoh kosmetik berbahaya. Sumber gambar: Aceh Tribun |
Menurut dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Listya Paramita SpKK, senyawa merkuri yang terkandung dalam produk kecantikan akan membuat kulit berubah menjadi putih secara cepat, namun sejatinya tidak aman bila digunakan.
Ada beberapa senyawa yang membuatnya dapat memutihkan kulit secara cepat, antara lain:
Senyawa Merkuri Amino Klorida
Senyawa merkuri amino klorida bekerja dengan menghentikan enzim sulfhidril mercaptain dalam proses melanogenesis kulit, sehingga akan menghambat kinerja enzim tyrosinase. Akibatnya pembentukan melanin atau pigmen warna akan terhambat.
Senyawa Merkuri Klorida
Alih-alih menghambat pembentukan melanin, senyawa merkuri klorida bekerja dengan melepaskan asam klorida. Hal ini akan mengakibatkan pengelupasan pada lapisan epidermis kulit. Gejala yang dapat kita rasakan adalah kulit terasa panas, terbakar, dan mengelupas. Semakin banyak kulit mengelupas, maka kulit akan semakin tipis.
Kedua senyawa merkuri ini memang 'menjanjikan' untuk memutihkan kulit secara cepat, namun dalam jangka panjang merkuri dapat membahayakan diri kita sendiri. Akan timbul kerusakan-kerusakan kulit, seperti:
- Hyperpigmentasi,
- Hipopigmentasi,
- Dermatitis,
- Kemerahan yang menetap,
- Bintik-bintik,
- Erythema persisten,
- Baboon syndrome,
- Flek,
- Serta gangguan sistemik. Gangguan sistemik ini merupakan kerusakan organ dalam seperti gangguan ginjal, kanker kulit, hingga gangguan pada janin.
Iya, semengerikan itu akibat dari penggunaan merkuri ini.
Webinar CosmeTalk 2 - Stop Kosmetik Bermerkuri: Akhiri Obsesi Putih dalam Sekejap, Bangga dengan Warna Kulitmu!
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Badan POM yang bertugas mengawasi peredaran obat dan makanan, termasuk di dalamnya kosmetik dan skincare menyelenggarakan rangkaian talkshow webinar CosmeTalk - Stop Kosmetik Bermerkuri. Webinar ini diadakan untuk memberikan pemahaman akan bahayanya kosmetik bermerkuri bagi kesehatan tubuh kita.
Webinar CosmeTalk ke-2 - Stop Kosmetik Bermerkuri ini diadakan pada hari Jumat, 23 Oktober 2020 pada pukul 9.30 hingga 12.00 dengan judul "Akhiri Obsesi Putih dalam Sekejap, Bangga dengan Warna Kulitmu!" untuk mengedukasi, para perempuan khususnya, bahwa sesungguhnya cantik itu relatif. Cantik itu nggak harus putih kok.
Shafira Umm |
Dibuka oleh Shafira Umm sebagai host, para peserta webinar dipandu untuk memahami bahwa cantik itu putih masih banyak dianut oleh para perempuan Indonesia. Shafira sendiri yang berkulit eksotis pun pernah menginginkan kulit lebih putih, sebab adanya pressure dari lingkungannya.
Pressure ini tentunya sangat dirasakan oleh Asmara Abigail (aktris) dan Rayi RAN (penyanyi) sebagai public figure.
Asmara Abigail (Public Figure/Aktris)
Sebagai seorang aktris, Asmara tentunya mendapatkan tekanan yang besar untuk terlihat sempurna. Menurutnya masih banyak perempuan yang mementingkan putih di atas segalanya. Padahal tidak ada keharusan untuk terlihat putih, kita pun tidak perlu kulit putih, kok.
Asmara yang tidak setuju dengan mindset cantik harus putih ini, ternyata didukung oleh lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Terlahir dengan warna kulit sawo matang, keluarga Asmara tak pernah punya pemahaman bahwa cantik itu harus putih sebab warna kulit setiap orang itu berbeda-beda. Keluarganya pun sangat mendukung pendapat Asmara ini dan mendukung apapun yang ia lakukan.
Apalagi Asmara yang pernah berkuliah di Itali ini sangat diuntungkan dengan warna kulit eksotisnya tersebut. Sebab masyarakat Itali sejatinya tidak mementingkan kulit putih, bahkan lebih mementingkan kulit tan. Yup, di sana orang-orangnya lebih memilih berkulit tan, mereka menganggap bahwa orang berkulit tan itu cukup berada sehingga bisa liburan ke berbagai negara dan berjemur. Unik yaaa~~~
Cerita Asmara, dulunya mereka yang berkulit gelap biasanya mendapatkan peran pembantu dalam dunia industri. Namun perlahan industri hiburan dan kecantikan mulai berubah dan berevolusi. Sosok riil dari perempuan berkulit tropikal kini lebih dibutuhkan, sebab produser dan sutradara sudah lebih memikirkan bagaimana menjadikan sebuah cerita lebih realistis di mana talent-nya pun lebih beragam. Apalagi di industri kecantikan, kini sudah banyak disediakan produk-produk khusus untuk perempuan dengan kulit berwarna.
Asmara menambahkan bahwa kita harus bisa merasa bahagia dengan diri kita sendiri. Bila kita nggak masalah dengan kondisi diri kita, kecuali bila punya opini dari lingkungan bahwa cantik itu putih dan ingin mengubah diri, maka kita yang harus punya sikap dan meneguhkan pendirian.
Asmara Abigail |
Nah kalau ditanya bagaimana merawat kulit eksotisnya tersebut, Asmara menggunakan skincare organik serta produk dari brand yang memikirkan recycle packaging, terutama brand lokal sebagai bentuk support-nya terhadap produk dalam negeri. Asmara juga lebih memilih produk dengan kandungan SPF/sunscreen. Asmara juga lebih menjaga gaya hidup, pola pikir, dan ketenangan batin.
Rayi RAN (Public Figure/Penyanyi)
Rayi RAN yang berprofesi sebagai public figure pula, tidak terlalu terganggu dengan tekanan untuk menjadi putih. Namun ia menyadari bahwa stigma cantik itu putih memang benar-benar ada. Maka dari itu, Rayi menyampaikan pandangannya sebagai seorang laki-laki, bahwa cantik itu tidak harus putih.
Menurut Rayi, "Cantik tidak harus putih, bersih dan sehat itu sudah cantik kok. Memang nggak harus putih, melainkan sehat itu sudah sangat baik untuk dilakukan. Yang penting kita nyaman dengan diri sendiri. Nggak perlulah terfokus dengan kecantikan fisik, sebab kecantikan tidak hanya dari fisik belaka, namun juga apa yang ada di dalam, itu lebih seksi."
Bahkan Rayi nggak menganjurkan kita untuk menggunakan make up terlalu banyak setiap hari, sebab pada akhirnya hanya akan menjadi lingkaran setan. Make up yang digunakan untuk menutupi kekurangan hanya akan menimbulkan kebohongan-kebohongan baru. Misalnya nih ya, make up tebal yang bikin kita tercetus 'manglingi', padahal bagaimana kulit wajah kita itu sebenarnya tidak pernah salah, kan?
Dan menurut Rayi pula, less is more, girls.
Rayi RAN |
Rayi pun lebih mementingkan inner beauty, sebab yang kita cari masing-masing adalah partner hidup yang nyambung diajak ngobrol. Ini tentang inner beauty, talent, dan isi otak. Sebab inner beauty tidak akan lekang oleh waktu dan nggak akan pudar. Sebab itulah, lebih penting bagi kita untuk bagaimana memanfaatkan waktu untuk hal-hal penting ketimbang hanya mementikan warna kulit belaka. Tak perlu lagilah melabelkan cantik itu harus putih.
Rayi pun sempat ditanya mengenai perawatan skincare-nya. Namun seperti kebanyakan laki-laki di luar sana, rupanya Rayi tidak terlalu peduli pada skincare. Ia lebih memilih untuk memperbanyak minum air putih dan menjaga gaya hidup, maka kulitnya akan tetap bagus.
Menghapus Stigma Perempuan Cantik Harus Putih
Stigma perempuan cantik itu putih, maka banyak orang yang merasa tidak pede bila kulitnya tidak putih. Ini disebabkan oleh masuknya arus globalisasi dari luar serta orang barat yang kebanyakan kulitnya berwarna putih.
Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si (Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik)
Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si |
Menurut Dra Reri, stigma cantik itu putih sudah seperti mendarah daging. Stigma ini lalu menjadikan banyak yang terobsesi untuk menjadi lebih putih. Stigma ini lalu diperparah dengan tren kecantikan yang mengagungkan kulit putih. Padahal perempuan Indonesia berbeda-beda, dan semuanya cantik, kok.
Apalagi kulit yang berwarna memberikan kita keuntungan. Kita yang tinggal di negara dengan matahari yang menyinari sepanjang tahun lebih rentan terpapar oleh bahaya sinar matahari. Dengan adanya melanin, maka kita akan lebih terlindungi, sebab perlindungan terhadap radiasi UV dari sinar matahari sebagai penyebab kanker kulit) itu lebih besar untuk pemilik kulit sawo matang.
FYI, warna kulit kulit yang diidamkan saat ini adalah warna kulit yang kecoklatan karena dianggap lebih menarik. Dan ada banyak wanita berkulit sawo matang yang berhasil sukses pada karir yang juga memperhatikan penampilan fisik.
Dan tahu nggak sih, persepsi cantik harus putih itu ada banyak risiko, antara lain:
- Belum bangga atas kulitnya,
- Persepsi cantik harus putih,
- Obsesi putih dalam sekejab,
- Penggunaan kosmetik bermerkuri, dan
- Kerusakan kulit dan organ lain.
Toh, yang lebih penting adalah inner beauty, kan? Inner beauty yang dibarengi dengan perawatan kulit agar lebih cerah, bersih, dan sehat tentunya akan membuat kita terlihat semakin cantik.
Analisa Widyaningrum (Psikolog/Influencer)
Menurut Analisa sebagai seorang psikolog, peran lingkungan di sekitar sangatlah besar. Sebab ada dua stigma yang beredar, yaitu stigma eksternal dan internal. Nah, yang paling kuat untuk membuat kita merasa insecure adalah stigma internal.
Apalagi saat ini bisnis kosmetik dan media juga sangat berpengaruh. Namun, tentu saja kita tidak bisa mengatur bisnis dan media. Oleh sebab itu untuk menghapus stigma perempuan cantik harus putih, haruslah dimulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga, lalu sekolah dll. Orang tua khususnya, harus mampu memberikan pola asuh berupa apresiasi.
Apresiasi di sini berarti bila seorang anak mampu melakukan sesuatu hal dengan baik, orang tua menghargai dan memberikan apresiasi. Orang tua juga wajib meng-courage anaknya untuk mempu mensyukuri apa yang mereka punya, apa saja warna kulit mereka, bagaimana bentuk tubuhnya, dan lain sebagainya. Sebab inner beauty akan terlihat ketika seseorang mempunya desire, kepercayaan, knowledge, dan keberanian.
Jadi gini, gengs. Minimnya knowledge kita akan sesuatu hal akan memunculkan stigma, maka diri kita perlu dibekali dan diberikan benteng dari pengaruh stigma tersebut. Bagaimana caranya? Ada 3 hal utama yang harus ditanamkan dalam diri kita.
- Believe System. Believe System dari keluarga. Sejak sedini mungkin, keluarga bertugas untuk menumbuhkan believe system. Keluarga wajib menanamkan nilai atau value dan visi tentang siapa diri kita. Untuk membentuk believe system ini pula, jangan pernah membandingkan diri kita dengan orang lain.
- Knowledge. Keinginan dan kebutuhan menjadi sebuah knowledge tentang sesuatu yang mana kita tidak mau direndahkan. Misalnya tentang kosmetik. Ketidaktahuan kita tentang kosmetik menuntut kita untuk belajar mengenai make up, dan pada akhirnya kita menjadi belajar dan mendapatkan pengetahuan tentangnya, kan? Knowledge atau pengetahuan kita akan kosmetik, tentu membuat kita paham akan bahayanya kosmetik bermerkuri sehingga kita akan memilih produk-produk kosmetik yang aman.
- Pengalaman. Sama seperti kata pepatah, pengalaman adalah guru terbaik. Experience membuat kita mau tidak mau akan belajar dan tidak mau mengulang kembali kesalahan yang sama. Terutama bila kita sudah pernah tersentuk kosmetik bermerkuri dan merasakan bahayanya, tentu kita tidak ingin terulang kembali.
Untuk turut membantu membuat benteng pertahanan ini, BPOM punya tugas utama untuk mengawasi dan mengedukasi masyarakat, beserta media untuk membantu mematahkan stigma bahwa cantik itu harus putih.
dr. Listya Paramita, Sp.KK (Dokter Spesialis Kulit & Kelamin)
Sebagai dokter Spesialis Kulit & Kelamin, dr Listya menjelaskan bahayanya merkuri dan bagaimana warna kulit itu disebabkan oleh faktor genetis. Menurut dr. Listya, kandungan merkuri pada kosmetik dapat mengakibatkan kanker, gangguan janin, gangguan syaraf, hingga gagal ginjal kronis.
dr Listya Paramita, Sp.KK |
Dr. Listya menyebutkan bahwa terdapat enam tipe warna kulit, mulai dari paling terang hingga paling gelap. Warna kulit ini dipengaruhi oleh faktor genetis yang menentukan pigmen kulit. Sebab itulah ras yang berbeda akan memiliki warna kulit yang berbeda pula, sebab jumlah pigmen yang diatur oleh genetiknya sangat berbeda.
Adapun pigmen warna yang berpengaruh pada warna kulit adalah eumelanin dan feomelanin. Eumelanin mengandung warna cokelat hitam, sedangkan feomelanin mengandung warna merah kekuningan. Semakin banyak kandungan eumelanin pada kulit, maka warna kulit semakin gelap. Sebaliknya, semakin banyak kandungan feomelanin pada kulit, proyeksi warna kulit pun semakin terang.
Merasa rugi punya kulit sawo matang layaknya kebanyakan orang Indonesia? Jangan dong, gengs. Sebab kita tinggal di negara tropis. Manusia yang berevolusi di tanah tropis akan mengalami mutasi atau perubahan genetik dalam jangka waktu ratusan tahun, dan kulitnya menjadi lebih gelap.
6 tipe warna kulit |
Kulit sawo matang pun punya banyak kelebihan loh. Melamin yang banyak terkandung dalam kulit sawo matang ini berfungsi untuk proteksi, layaknya SPF dari sinar matahari. Kita akan lebih tahan dari efek buruk sinar matahari karena ada melanin yang melindungi. Jadi memang kulit sawo matang ini sudah dipersiapkan untuk kita yang tinggal di negeri tropis ini.
Cantik memang nggak harus putih, namun tetap harus dirawat dong. Jangan sampai mentang-mentang menerima diri sendiri apa adanya, sampai nggak mau ngerawat diri. Yang ada malah kucel dong, cyin.
Nah, bagaimana caranya merawat kulit kita?
- Menggunakan skincare yang aman dan tepat, bebas dari kandungan,
- Menjaga gaya hidup sehat,
- Tidur yang cukup,
- Berolahraga rutin,
- Bentuk pola pikir positif setiap hari.
Bagaimana Menghilangkan Merkuri pada Kosmetik?
Dr. Penny K. LUkito, MCP (Kepala Badan POM RI)
Tahukah kamu, saat ini terdapat 572 kosmetik dengan bahan berbahaya, dan 195 di antaranya merupakan jenis merkuri yang beredar di pasar dan retailer.
Menurut Dr. Penny, masih banyaknya produk bermerkuri di pasaran itu diimbangi dengan banyaknya keinginan para perempuan untuk dapat putih secara instan. Padahal sudah ada ingredient pengganti merkuri yang tidak toksik, sehingga tentu saja tidak berbahaya.
Dr. Penny K. Lukito, MCP |
Apa saja bahan pengganti merkuri ini? Ada niaciamide, kojic acid, kembang sepatu, buah pepaya, timun, lemon, jeruk, kelapa, dan bengkoang.
Sebab masih banyak produk bermerkuri yang beredar di pasaran, Bapan POM bertugas untuk mengawasi, melakukan sosialisasi, menggali, dan mengedukasi para pelaku usaha kosmetik untuk tidak lagi menggunakan merkuri. Badan POM pun bertugas untuk terus mengedukasi perempuan-perempuan Indonesia untuk hanya menggunakan kosmetik yang aman dan memiliki izin edar BPOM.
Contoh kosmetik yang aman digunakan dan bebas merkuri. |
Jangan Lupa Cek KLIK Sebelum Membeli Kosmetik
Merawat kulit menjadi salah satu tanda bahwa kita bersyukur. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan produk kosmetik yang bebas dari kandungan merkuri. Untuk itulah, kita harus selalu cek KLIK sebelum membeli kosmetik.
Cek Kemasan
Cek kemasan produk, pastikan bahwa produk tidak bocor. Bila mengalami kebocoran, kemungkinan besar terjadi perubahan pada produk tersebut dan dapat mengalami kerusakan, sehingga berbahaya untuk kulit.
Cek Label
Cek label, perhatikan komposisi produk dan nama produsennya. Untuk apa kita tahu siapa produsen sebuah produk kosmetik? Sebab bila terjadi suatu reaksi alergi atau hal yang tidak diinginkan, kita bisa komplain di halo BPOM dengan menyampaikan nama produk dan produsennya.
Cek KLIK sebelum membeli kosmetik. Sumber gambar: twitter @anami_riastri |
Cek Izin Edar
Cek izin edar, kosmetik yang kita gunakan haruslah terdaftar di BPOM. Bagaimana kita bisa tahu apakah sebuah produk kosmetik sudah terdaftar di BPOM? Yaitu dengan melihat nomor NA, misalnya NA 18170100459. Cek juga apakah produk tersebut punya kode barcode yang berhubungan pula dengan izin edarnya.
Cek Kedaluwarsa
Cek tanggal kedaluwarsa. Kosmetik yang sudah lewat dari tanggal kedaluwarsa tidak boleh lagi digunakan, karena dapat membahayakan kulit kita. Sebaiknya langsung dibuang aja, kalau sudah lewat tanggal kedaluwarsanya.
Dengan selalu cek KLIK serta rajin mencari tahu manfaat produk dan dampaknya pada kulit kita, insya Allah kita akan terhindar dari merkuri. Jika teman-teman mau menggunakan bahan-bahan alami juga bisa banget kok. Misalnya kembang sepatu, buah pepaya, timun, lemon, jeruk, kelapa, dan bengkoang, terbukti dapat mencerahkan kulit.
Para peserta CosmeTalk 2 |
Jangan sampai perkara nggak mau baca dan nggak mau cari tahu, kita malah jadi korban merkuri. Mari kita sama-sama berubah menjadi perempuan cantik yang lebih smart dan mencintai diri sendiri, gengs. Karena perawatan dari luar dan dari dalam untuk mendapatkan kulit yang lebih cerah itu nggak apa-apa kok, yang penting kita nggak lagi terpapar stigma perempuan cantik itu putih, ya.
Yuk, bangga dengan kulitmu! ^^
No comments: