Once upon a time, there was a girl named Anin. Hidupnya bahagia tak kurang suatu apa. Nin, bangun! Berkhayal mulu jadi putri di dongeng-dongeng XP. Yok balik lagi ke topik awal, kenapa memutuskan untuk berhijab, Nin?
Jawabnya ada di ujung langit. Kita ke sana dengan seorang anak. Anak yang tangkas dan juga pemberani. Bertarunglah Dragon Ball.
ASTAGADRAGON ini orang kenapa dah XD Maklumin aja yak haha. Fokus, Nin. Fokus!
Kenapa Memutuskan untuk Berhijab, Nin?
Salah satu alasannya adalah sesimpel bayar janji. Serius, Nin? Iya. Emang itu salah satu alasannya, karena janji dengan Allah karena sesuatu hal. Tapi sebelum itu sudah bertahun-tahun mulai kepikiran untuk berhijab sih, walau pun ada aja alasan yang menghalanginya.
Bahkan, si Ayah yang sering banget nanyain kapan aku mau memakai hijab itu sering kali malah menimbulkan banyak pertanyaan baru di kepalaku. Kapan ya, Nin? Kapan? Apa harus seluruh tubuh tertutup dengan kain kafan terlebih dahulu?
Dan kemudian saat seorang Anin muncul dengan hijab, pada heran. Seriously, Nin?
Bahkan sejak pakai hijab sejak April lalu, sampai sekarang pun aku masih nggak percaya. Akhirnya, seorang Anin. Setelah beribu-ribu pertanyaan: Kapan pakai jilbab, Nin? Kapan mau nutup aurat? Kapan? Kapan? Seringnya sih selama ini jawabannya cuma nyengir doang.
Padahal selama ini sih Anin nggak pernah pakai pakaian yang pendek-pendek banget kok. Pakai jeans panjang, atasannya juga tangan panjang. Soalnya pakaian jenis ini paling nyaman dan gampang dibawa ke mana-mana. Ya maklum, anaknya nggak bisa diem. Cuma walaupun pakaiannya biasa tertutup, sebelum berhijab memang rambutnya masih terbuka ke mana-mana.
Aku tahu dengan sadar, bahwa dalam agamaku setiap wanita wajib untuk mengenakan hijab hingga menutupi dada. Pakaiannya mesti yang longgar dan tidak menunjukkan lekuk tubuh. Apalagi kita tidak tahu kapan ajal menjemput. Tapi kalau belum siap, mau gimana dong?
Terus kenapa memutuskan untuk berhijab? Karena sudah bernazar, makanya harus dibayar. Sekaligus kado buat ulang tahun Ibu bulan Mei lalu. Ibu, aku rindu..
Bismillahirrahmanirrahim, kita akan selalu belajar menjadi orang yang lebih baik. Setiap hari, insya Allah.
Sekarang sih, malah nggak pede keluar rumah kalau hijabnya kependekan. Apalagi kalau harus foto dan akan menjadi jejak digital seumur hidup. Duh. Walaupun masih pakai jeans ke mana-mana, tapi insya Allah hijabnya akan dijaga.
Aku sih ngerasanya lebih nyaman dan bahagia ya, apalagi pas ke Lampung kemaren. Belasan jam di jalan dan jadi cewek satu-satunya di mobil mah tetap ngerasa aman karena ada hijab yang melindungi. Emang rasanya jadi beda sih. Intinya, aku nyaman dengan hijab. Harusnya dipake sedari dulu kali ya. Kan emang penyesalan selalu datang belakangan, kalau di depan mah namanya pendaftaran XP
Tolong doain aja, semoga hijabnya bisa terus dipakai dalam keadaan apa pun. Terus tolong doakan juga, semoga hijabnya jadi lebih panjang dan jeansnya perlahan mulai ditinggalkan. Anin masih berproses untuk jadi lebih baik. Begitu pula dengan semua orang, bukan?
Postingan ini memang isinya full curhat sih. Sebagai pengingat bahwa dalam bagaimana pun keadaannya nanti, aku tetap berjuang untuk mempertahankan keyakinanku untuk tetap berhijab.
Sedih rasanya saat mendengar beberapa teman yang selama ini berhijab akhirnya melepas hijabnya tersebut. Yah, mungkin mereka masih mempertanyakan jati dirinya. Mungkin pula ada banyak faktor yang melatarbelakangi, siapa yang tahu?
Sedih rasanya saat mendengar beberapa teman yang selama ini berhijab akhirnya melepas hijabnya tersebut. Yah, mungkin mereka masih mempertanyakan jati dirinya. Mungkin pula ada banyak faktor yang melatarbelakangi, siapa yang tahu?
Itulah alasanku kenapa memutuskan untuk berhijab. Yuk kita sama-sama jadi lebih baik.. ^^
No comments: